Kamis, 14 Februari 2013

Gambaran Penerapan Konseling KB terhadap akseptor KB baru di Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2013 ”.



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas merupakan langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Hal ini diselenggarakan melalui kuantitas penduduk dan peningkatan kualitas insani dan sumber daya manusia karakteristik pembangunan antara lain dilaksanakan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk, keluarga berencana, dan dengan cara pengembangan kualitas penduduk, melalui perwujudan keluarga kecil berkualitas (Depkes RI, 2005). Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk hal ini terlihat pada program Making Pregnancy Safer Indonesia yang memiliki sebuah kunci bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang diinginkan yang dapat terwujudkan dengan adanya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama yaitu pelayanan Keluarga Berencana yang optimal (Saifudin, 2003).
 Ada beberapa hal yang dapat mendukung terwujudnya gerakan KB nasional, yaitu dengan pemberian informasi kepada calon aseptor KB. Dalam pemberian informasi mengenai kontrasepsi terdapat tiga kegiatan, dimana diantaranya adalah konseling. Konseling merupakan aspek penting dalam Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi. Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya. (Saifudin, 2006). Konseling merupakan suatu kegiatan dengan pola pendekatan perorangan dengan materi pembahasan mengenai kontrasepsi yang dipakai. Dengan adanya konseling mengenai keluarga berencana, diharapkan mampu memberikan pengetahuan tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing metode kontrasepsi, sehingga calon peserta KB dapat menentukan pilihan kontrasepsi yang dikehendaki dan sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Pilihan yang diputuskan sendiri dengan bantuan petugas dalam memberikan pengetahuan tentang kontrasepsi yang menjadi pilihannya, akan memberikan gambaran dan kemantapan untuk memakai kontrasepsi yang lebih tepat. Seperti diketahui bahwa terdapat beberapa dampak akibat tidak diberikannya pelayanan KIE pada akseptor KB, dimana salah satunya adalah klien kesulitan memperoleh informasi yang benar dari konselor, sehingga memungkinkan untuk terjadinya salah penilaian (persepsi) terhadap pesan yang disampaikan dengan yang diterima. Dalam pelaksanaannya, program KB nasional digunakan untuk menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan dan menghentikan kehamilan atau kesuburan (Hartanto, 2003).
Laporan Badan Pemerdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Jambi, 2012. Di dapat bahwa pada Desemeber 2012 laporan pelayanan peserta KB baru di Kota Jambi sebanyak 1.647 pasangan atau 132,82% dari perkiraan permintaan masyarakat (PPM) 1.240 pasangan. Presentase tertinggi terdapat di kecamatan Pelayangan 209,52% sedangkan yang terendah di kecamatan Jambi Selatan 110,71%. Peserta KB tersebut terdiri dari, IUD 104 pasangan, MOW 8 pasangan, MOP 0 pasangan, kondom 66 pasangan, imlant 86 pasangan suntik 920 pasangan serta pil 463 pasangan. Peserta KB baru komulatif samapai dengan Desember 2012 mencapai 16.319 pasangan atau 97,49 %  dari PPM 16.740 pasangan, dengan pencapaian tertinggi 115,68%di kecamatan Jelutung dan terrendah 82,37% di kecamatan Kota Baru. Selama Desember 2012 tidak terdapat peserta KB yang mengalami komplikasi berat, sedangkan secara komulatif komplikasi berat sampai mencapai 2 pasangan yang terdiri dari IUD 1 pasangan dan implant 1 pasangan. Sedangkan kegagalan komulatif mencapai 3 pasangan, yaitu IUD 2 pasangan dan Implan 1 pasangan. Pencabutan IUD sampai Desember 2012 terdapat 10 akseptor 9 akseptor pada KKB dan 1 orang pada pelayanan dokter dan secara komulatif terdapat 114 akseptor yang mencabut IUD.
Puskesmas Putri Ayu  merupakan salah satu puskesmas yang berada di wilayah kerja Kota Jambi. Puskesmas Putri ayu juga memberikan pelayanan konseling kontrasepsi kepada akseptor KB baru. Dalam praktik nya Puskemas Putri Ayu melaksanakan pemberian konseling terhadap akseptor KB baru. Konseling yang di berikan sendiri merupakan pemberian semua informasi yang lengkap mengenai kontrasepsi yan sangat diperlukan guna membantu akseptor KB baru untuk memutuskan pilihan metode kontrasepsi apa yang dipilih. Berdasarkan latar belakang dan fenomena tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai “Gambaran Penerapan Konseling KB terhadap akseptor KB baru di Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2013 ”.


B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian yaitu :
1.      Bagaimana penerapan konseling KB terhadap pemakaian kontrasepsi bagi akseptor KB baru
C.    TUJUAN PENELITIAN
1.      Tujuan Umum
Penelitian ini untuk mengetahui gambaran penerapan konseling KB terhadap akseptor KB baru di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2013.
2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan konseling KB terhadap akseptor KB baru di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
b.      Untuk mengetahui pemilihan kontrasepsi pada akseptor KB baru di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
D.    MANFAAT PENELITIAN
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
1.      Bagi Badan Pemerdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dan Dinas Kesehatan Kota Jambi
Sebagai gambaran bagaimana penerapan konseling terhadap akseptor KB baru di Kota Jambi dan bagaimana keberhasilan penerapan dan kegagalan yang muncul.


2.      Lahan Penelitian (Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi)
Sebagai referensi atas data yang telah ada, untuk mengkaji dan mengembangkan informasi tentang KB khususnya mengenai konseling terhadap peserta KB baru.
3.      Instistusi Pendidikan Kesehatan dan IBI
Dapat di gunakan sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan mengenai penerapan konseling KB terhadap Akseptor KB baru.
4.      Bagi peneliti lain
Sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi penelitilai dalam melakukan penelitian lanjutan
E.     RUANG LINGKUP PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu. Penelitian ini menggunakan metode analiti dengan rancangan crosss sectional dengan tujuan utama untuk mengetahui gambaran penerapan konseling KB terhadap aseptor KB baru di Puskesmas Putri ayu tahun 2013, sasaran dalam penelitian ini adalah akseptor KB baru di Puskesmas Putri Ayu penelitian dilakukan di puskesmas Putri Ayu  Kota Jambi.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu Asptor KB baru . Sedangkan teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah accidental sampling dengan mengambil semua sampel yang ada pada saat penelitian dan analisis yang digunakan adalah analisis univariat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    KONSELING
1.      Pengertian konseling
Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien-petugas untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi. Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. (Frank Parsons dan Carl Rogers,1908) Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek  pelayanan KB dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada suatu kesempatan yakni pada saat memberikan pelayanan.
Konseling adalah suatu kegiatan profesional yang selalu dikaitkan dengan adanya pemecahan persoalan. Konseling kontrasepsi adalah komunikasi tatap muka dimana satu pihak membantu pihak lain untuk mengambil keputusan dan melaksanakan keputusan tersebut, berarti unsur yang terkandung didalamnya adalah memberikan informasi yang jelas, tepat dan benar serta kemampuan memahami pihak lain sehingga dapat memberi bantuan yang tepat sesuai yang dibutuhkan agar akhirnya pihak lain/ calon akseptor tersebut dapat membuat keputusan yang mantap mengenai metode yang akan digunakan. Interaksi atau konseling yang berkualitas antara klien dan provider (tenaga medis) merupakan salah satu indikator yang sangat menentukan bagi keberhasilan program keluarga berencana (KB). Sangat mudah dimengerti jika hal itu membuat tingkat keberhasilan KB di Indonesia menurun.
2.      Tujuan konseling KB
Konseling KB bertujuan membantu klien dalam hal :
a.       Memberikan informasi yang tepat serta objektif mengenai berbagai metode kotrasepsi sehingga klien mengetahui manfaat bagi diri sendiri dan keluarga.
b.      Mengidentifikasi dan menampung persaan-perasaan negatif misalnya keraguan-keraguan maupun ketakutan-ketakutan yang dialami klien sehubungan dengan pelayanan KB atau metode-metode kontasepsi, sehingga konselor dapat membantu klien dalam hal penanggulangan.
c.       Membantu klien untuk memilih kontrasepsi trbaik bagi mereka, terbaik disini berarti metode yang aman bagi klien dan yang ingin digunakan klien, dengan perkataan lain metode yang secara mantap oleh klien
d.      Membantu klien agar dapat menggunakan cara kontrasepsi yang mereka pilih secara aman dan efektif memberikan informasi tentang cara mendapatkan bantuan-bantuan dan tempat pelayanan KB. Secara singkat tujuan disini adalah agar klien mampu membuat pilihan mantap tentang kontrasepsi yang akan digunakannya, memiliki pemahaman yang tepat dan jelas mengenai praktek dn penjelasan KB, sehingga mereka tidak ragu-ragu dalam menjalani program keluarga berencana tersebut puas dengan pilihannya sendiri. Dengan harapan, keadaan semacam ini akan menyebabkan klien dapat bertindak sebagai model bagi calon akseptor lainnya dan secara tidak langsung menunjang suksesnya program Keluarga Berencan Nasional
3.      Teknik-teknik konseling yang baik.
a.       Memperlakukan klien dengan baik.
Petugas bersikap sabar, memperlihatkan sikap menghargai setiap klien dan menciptakan suatu rasa percaya diri sehingga klie dapat berbicara secara terbuk dalam segala hal termasuk masalah-masalah pribadi sekalipun. Petugas meyakinkan klien bahwa ia tidak akan mendiskusikan rahasia klien kepada orang lain.
b.      Interaksi antara petugas dan klien
Petugas harus mendengarkan, mempelajari dan menanggapi keadaan klien karena setiap klien mempunyai kebutuhan dan tujuan peroduksi berbeda. Bantuan terbaik seorang petugas adalah dengan cara memahami klien adalah manusia yang membutuhkan perhatian dan bantuan. Oleh karena itu, petugas harus mendorong klien brani bicara dan bertanya.
c.       Memberikan informasi yang baik kepada klien.
Dengan mendengarkan apa yang disampaikan klien berarti petugas belajar mendengarkan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh setiap klien. Sebagai contoh pasanagan muda yang baru menikah mungkin menginginkan lebih banyak informasi mengenai masalah penjarangan kelahiran. Bagi wanita dengan usia dan jumlah anak yang cukup mungkin lebih menghendaki informasi mengenai metodr operasi (tubektomi / vasektomi). Sedangkan bagi pasangan mua yang belum menikah mungkin dikehendaki adalah informasi mengenai infeksi menular seksual (IMS). Dalam memberikan informasi petugas harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti klien.
d.      Menghindari pemberian informasi yang berlebihan.
Klien membutuhkan penjelasan untuk menentukan pilihan (informed choice). Namun tidak semua klien dapat menangkap semua informasi tentang berbagai jenis kontrasepsi. Terlalu banyak informasi yang memberikan akan menyebabkan kesulitan bagi klien dalam mengingat infomasi yang penting. Hal ini disebut kelebihan informasi. Pada waktu memberikan informasi petugas harus memberikan waktu klien untuk berdiskusi, bertanya dan mengajukan pendapat. Tersedianya metode yang diinginkan klien dan petugas membanu klien membuat keputusan mengenai pilihannya serta harus tanggap terhadap pilihan klien meskipun klien menolak memutuskan atau menangguhkan penggunaan kontrasepsi. Didalam melakukan konseling petugas mengkai apakah klien sudah mengeti mengenai jenis kontrasepsi, termasuk keuntungan dan kerugian serta bagaimana cara penggunaanya. Konseling mengenai kontrasepsi yang dimulai dengan mengenalkan berbagai jenis kontrasepsi dalam program Keluarga Berencana. Petugas mendorong klien untuk berpikir melihat persamaan yang ada dan membandingkan antar jenis kontrasepsi tersebut. Dengan cara ini petugas membantu klien untuk membuat keputusan (informed choice). Jika tidak ada dalam bidang kesehatan sebaiknya klien mempunyai pilihan kontrasepsi sesuai dengan pilihannya. Bila memperoleh pelayanan kontrasepsi sesuai dengan pilihannya, bila menggunakan kontrasesi tersebut lebih lama dan efektif, mambantu klien untuk mengerti dan mengingat petugas memberikan contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan pada klien agar memahaminya dengan memperhatikan bagaimana cara-cara penggunaanya. Petuga juga memperlihatkan dan menjelaskan dengan flip charts, poster, pamphlet dan halaman bergambar. Petugas juga perlu melakukan penilaian bahwa klien telah mengerti. Jika memungkinkan klien dapat membawa bahan-bahan tersebut kerumah, ini akan membantu klien mengingat apa yang harus dilakukan juda dapat memberitahu orang lain.
3.      Prinsip Konseling KB
Prinsip konseling KB meliputi: percaya diri / confidentiality; Tidak memaksa / voluntary choice; Informed consent; Hak klien / clien’t rights dan Kewenangan / empowerment
6 Langkah Kunci Konseling :
Greet (Berikan salam)
Salam yg bersahabat akan membuat klien merasa diterima, membangun hubungan yg baik dan menimbuilkan kepercayaan dalam diri klien

Ask (Tanyakan)
Menanyakan keluhan dan kebutuhan pasien menilai apakah keluhan/keinginan yang disampaikan memang sesuai dengan kondisi yang di hadapi. Petugas kesehatan harus mempunyai kemampuan untuk bertanya dan mendengar dengan efektif
Tell (Berikan informasi)
Beritahu bahwa persoalan pokok yang dihadapi oleh pasien adalah seperti yang tercermin dari hasil tukar informasi dan harus dicarikan upaya penyelesaian masalah. Petugas kesehatn harus dapat memberi berbagai alternatif kepada klien serta konsekuaensinya
Help
Bantu pasien untuk memahami masalah utamanya dan masalah itu juga yang harus diselesaikan. Jelaskan beberapa cara yang dapat menyelesaikan menyelesaikan masalah tersebut, termasuk keuntungan dan keterbatasan dari masing-masing cara tersebut, minta pasien untuk memutuskan cara terbaik bagi dirinya.  Petugas kesehatan membantu klien mengambil keputusan yang tepat
Explaining
Jelaskan bahwa cara terpilih telah diberikan/dianjurkan dan hasil yang diharapkan mungkin dapat segera terlihat/diobservasi beberapa saat hingga menampakan hasil seperti yang diharapkan. Jelaskan pula siapa dan dimana pertolongan lanjut/darurat dapat diperoleh. Petugas kesehatan mengingatkan / menjelaskan kepada klien apa yang harus dilakukan setelah mengambil suatu keputusan.
Return
Rujuk apabila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai/buat jadwal kunjungan ulang apabila pelayanan terpilih telah diberikan. Setelah selesai petugas kesehatan mengundang pasien kembali bila merasa membutuhankannya.
4.      Keuntungan Konseling KB
Konseling KB yang diberikan pada klien memberikan keuntungan kepada pelaksana kesehatan maupun penerima layanan KB. Adapun keuntungannya adalah:
a.       Klien dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhannya.
b.      Puas terhadap pilihannya dan mengurangi keluhan atau penyesalan.
c.       Cara dan lama penggunaan yang sesuai serta efektif.
d.      Membangun rasa saling percaya.
e.       Mengormati hak klien dan petugas.
f.       Menambah dukungan terhadap pelayanan KB.
g.      Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.


5.      Jenis Konseling
Jenis konseling terbagi menjadi tiga, yaitu:
a.       Konseling Umum
Konseling umum dapat dilakukan oleh petugas lapangan keluarga berencana atau PLKB. Konseling umum meliputi penjelasan umum dari berbagai metode kontrasepsi untuk mengenalkan kaitan antara kontrasepsi, tujuan dan fungsi reproduksi keluarga.
b.      Konseling Spesifik
Konseling spesifik dapat dilakukan oleh dokter / bidan / konselor. Konseling spesifik berisi penjelasan spesifik tentang metode yang diinginkan, alternatif, keuntungan-keterbatasan, akses, dan fasilitas layanan.
c.       Konseling Pra dan Pasca Tindakan
Konseling pra dan pasca tindakan dapat dilakukan oleh operator / konselor / dokter / bidan. Konseling ini meliputi penjelasan spesifik tentang prosedur yang akan dilaksanakan (pra, selama dan pasca) serta penjelasan lisan / instruksi tertulis asuhan mandiri.


Bagan 2.1
Bagan Alur Pelayana Peserta KB Baru Di Puskesmas Putri Ayu
ALUR PELAYAN PESERTA KB BARU
 
PENDAFTARAN PESERTA  :
WAWANCARA DATA PRIBADI DAN KELUARGA, RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN DAN KB

KONSELING
PENJELASAN MENGENAI KB
PEMERIKSAAN JASMANI :
PENGUKURAN TD, BB, PEMERIKSAAN JASMANI
PEMERIKSAAN KHUSUS AKDR :
PEMERIKSAAN KANDUNGAN
PELAYANAN KB :
PEMBERIAN ALAT, OBAT, SUNTIKAN
KONSELING :
PENJELASAN TINDAK LANJUT, KEMUNGKINAN YG AKAN TERJADI
 












B.     KELUARGA BERENCANA
Keluarga berencana (disingkat KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992). Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. (WHO Expert Committe, 1970). Tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk: Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan atau pencegahan konsepsi. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai cara dapat dilakukan, antara lain penggunaan pil KB/ kontrasepsi oral, suntikan atau intravaginal, penggunaan alat dalam saluran reproduksi (kondom, alat kontrasepsi dalam rahim/implan), operasi (tubektomi, vasektomi) atau dengan obat topikal intravaginal yang bersifat spermisid. Itu bermakna adalah perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Jumlah anak dalam sebuah keluarga yang dianggap ideal adalah dua. Gerakan ini mulai dicanangkan pada tahun akhir 1970-an.

1.      Tujuan Program KB
Kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat kelahiran. Kebijakan KB ini bersama-sama dengan usaha-usaha pembangunan yang lain selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Upaya menurunkan tingkat kelahiran dilakukan dengan mengajak pasangan usia subur (PUS) untuk berkeluarga berencana. Sementara itu penduduk yang belum memasuki usia subur (Pra-PUS) diberikan pemahaman dan pengertian mengenai keluarga berencana. Untuk menunjang dan mempercepat pencapaian tujuan pembangunan KB telah ditetapkan beberapa kebijakan, yaitu perluasan jangkauan, pembinaan terhadap peserta KB agar secara terus menerus memakai alat kontrasepsi, pelembagaan dan pembudayaan NKKBS serta peningkatan keterpaduan pelaksanaan keluarga berencana. Selanjutnya untuk mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut terus dimantapkan usaha-usaha operasional dalam bentuk upaya pemerataan pelayanan KB, peningkatan kualitas baik tenaga, maupun sarana pelayanan KB, penggalangan kemandirian, peningkatan peran serta generasi muda, dan pemantapan pelaksanaan program di lapangan. Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
a.       Keluarga dengan anak ideal
b.      Keluarga sehat
c.       Keluarga berpendidikan
d.      Keluarga sejahtera
e.       Keluarga berketahanan
f.       Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
g.      Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
2.      Sasaran Program KB
Sasaran utama dari pelayanan KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS). Pelayanan KB diberikan di berbagai unit pelayanan baik oleh pemerintah maupun swasta dari tingkat desa hingga tingkat kota dengan kompetensi yang sangat bervariasi. Pemberi layanan KB antara lain adalah Rumah Sakit, Puskesmas, dokter praktek swasta, bidan praktek swasta dan bidan desa.
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
a.       Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.
b.      Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
c.       Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.
d.      Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
e.       Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
f.       Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
g.      Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
h.      Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.
i.        Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional.
3.      Ruang Lingkup KB
Ruang lingkup KB antara lain: komunikasi informasi dan edukasi (KIE), Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja; Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas; Keserasian kebijakan kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.
4.      Strategi Program KB
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:

Strategi dasar
Strategi operasional
5.      Dampak Program KB
Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.


C.     KONTRASEPSI
1.      METODE KONTRASEPSI SEDERHANA TANPA ALAT
a.       Metode Kalender / Metode Ritmik
Adalah metode yang digunakan berdasarkan masa subur dimana harus menghindari hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi pada hari ke 8-19 siklus menstruasi. Cara menggunakan metode ini adalah dengan mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek, untuk menentukan awal dari masa suburnya. Atau mengurangi 11 hari dari siklus haid terpanjang untuk menentukan akhir dari masa suburnya.
Keuntungan Metode Kalender
1)      Dapat di gunakan untuk mencegah atau mendapatkan kehamilan
2)      Tanpa resiko kesehatan yang berkaitan dengan metodenya
3)      Tanpa efek samping
4)      Murah
5)      Pengetahuan meningkat tentang sistem reproduksi
6)      Kemungkinan hubungan yang lebih dekat diantara pasangan
7)      Keterlibata pihak laki-laki meningkat dalam perencanaan keluarga
Keterbatasan / kekurangan metode kalender
1)         Diperlukan banyak pelatihan untuk bisa menggunakannya dengan benar
2)         Memerlukan pemberian asuhan (non-medis) yang sudah terltih
3)         Memerlukan penahan nafsu selama fase kesuburan untuk menghindari kehamilan
Efektifitas
Efektifitasnya tergantung pada keikhlasan mengikuti petunjuk, angka kegagalan 1-25 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama
Indikasi
1)         Dari semua usia subur
2)         Dari semua paritas, termasuk wanita nullipara
3)         Yang oleh karena alas an religius atau filosofis tidak bisa  menggunakan metode lain
4)         Tidak bisa menggunakan metode lain
5)         Bersedia menahan nafsu birahi lebih dari seminggu setiap silkus
6)         Bersedia dan terdorong untuk mengamati, mencatat dan menginterprestasikan tanda-tanda kesuburan
Kontraindikasi
1)         Perempuan dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat kehamilan menjadi suatu kondisi resiko tinggi
2)         Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus) kecuali MOB
3)         Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur
4)         Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerjasama (berpantang) selama waktu tertentu dalam siklus haid
5)      Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya

b.      Metode Suhu Basal Badan
Adalah metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengatur suhu tubuh untuk mengetahui suhu tubuh basal, untuk menentukan masa ovulasi. Metode suhu basal mendeteksi kapan ovulasi terjadi. Keadaan ini dapat terjadi karena progesterone, yang di hasilkan oleh korpus leuteum, menyebabkan peningkatan suhu basal tubuh. Sebelum perubahan suhu basal tubuh dipertimbangkan sebagai masa ovulasi, suhu tubuh terjadi peningkatan sedikitya 0,4oF (0,2-0,5oC) di atas 6 kali perubahan suhu sebelumnya yang diukur. Pendeteksian peningatan suhu tubuh ini kemudian dapat mengidentifikasi dua fase siklus mentruasi, yakni fase luteum fase pasca ovulasi.
Keuntungan Metode Suhu Basal
1)      Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap masa subur
2)      Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan cara mendeteksi ovulasi
3)      Dapat membantu menunjukan perubahan tubuh lain selain lender servik
4)      Berada dalam kendali wanita
5)      Dapat digunakan untuk mencegah atau meningkatkan kehamilan


Kekurangan Metode Suhu Basal Tubuh
1)      Membutuhkan motivasi
2)      Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berenca alami
3)      Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, kurang tidur, stress / tekanan emosional, alcohol, penggunaan sedatifa, imunisasi, iklim, dan gangguan saluran cerna
4)      Apabila  suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu waktu yang sama setiap hari ini akan menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal.
5)      Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehingga mempersulit untuk mencapai kehamilan
6)      Membutuhkan masa pantang yang panjang / lama karena ini hanya mendeteksi masa pasca ovulasi sehinggga abstine sudah harus dilakukan pada masa pra ovulasi.
Efektifitas Metode Suhu Basal Tubuh
Efektifitas metode suhu basal badan  cukup baik dengan angka kegagalan 0,3-0,6 kehamilan pada 100 wanita per tahun.
c.       Metode Lendir Cervick (MOB)
Metode ovulasi dikembangkan pada tahun 1950-an oleh dua orang dokter warga negara Australia yaitu Drs. Evelin dan Jhon Billings kemudian diperkenalkan ke Amerika Serikat pada awal tahun  1970-an. Kontrasepsi ini menghubungkan pengawasan terhadap perubahan lendir serviks wanita yang dapat dideteksi di vulva. Metode ovulasi didasarkan pada pengenalan terhadap perubahan lendir servik selama siklus menstruasi yang menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu fertilitas maksimal dalam masa subur.
Keuntungan Metode Lendir Servik
1)      Dalam kendali wanita
2)      Memberikan kesempatan pada pasangan menyentuh tubuhnya
3)      Meningkatkan kesadaran terhadap perubahan pada tubuh
4)      Memperkirakan lendir yang subur sehingga meemungkinkan kehamilan
5)      Dapat digunakan mencegah kehamilan.
Kekuranga Metode Lendir Servik
1)      Membutuhkan komitmen
2)      Perlu dianjurkan oleh spesialis KB alami
3)      Dapat membutuhkan 2-3 siklus untu mempelajari metode
4)      Infeksi vagina dapat menyulitkan identifikasi lendir yang subur
5)      Beberapa obat yang digunakan mengobati flu, dsb dapat menghambat produksi lendir servik
6)      Melibatkan sentuhan pada tubuh, yang tidak disukai beberapa wanita
7)      Membutuhkan pantang
Efektifitas Metode Lendir Servik
Angka kegagalan metode sederhana MOB ini adalah 0,4-39,7 per 100 wanita per tahun.
d.      Metode Amenorhea Laktasi
Adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI (air susu ibu) secara ekslusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa pemberian makanan tambahan atau minum apapun. Caranya adalah dengan menyusui bayi secara on demand, biarkan bayi menyelesaikan hisapan dari satu payudara sebelum memberikan payudara lain. Waktu antara 2 pengosongan payudara tidak lebih dari 4 jam, biarkan bayi menghisap sampai dia melepaskan sendiri puting susu ibu menyusui pada malam hari juga mampu meningkatkan kecukupan ASI, dan apabila menghentikan ASI dengan minuman atau makanan pada bayi akibatnya tidak efektif lagi metode amenorrhea laktasi.
Efektifitas MAL
      Efektifitas metode amenorrhea laktasi tinggi ( keberhasilan 98% pada 6 ulan pertama pascapersalinan).
Keuntungan MAL
1)      Segera efektif
2)      Tidak mengganggu senggama
3)      Tidak ada efek samping secara sistemik
4)      Tidak perlu pengawasan medis
5)      Tidak perlu obat atau alat
6)      Mengurangi perdarahan pascapersalinan
7)      Mengurangi resiko anemia
8)      Meningkatkan hubungan psikologi ibu dan bayi
Kerugian MAL
1)      Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan
2)      Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi social
3)      Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B / HBV dan HIV/AIDS
Indikasi MAL
1)      Ibu yang menyusui secara eksklusif
2)      Bayi berumur kurang dari 6 bulan
3)      Ibu belum mendapatkan haid sejak melahirkan
Kontraindikasi MAL
1)      Sudah mendapatkan haid sejak setelah persalinan
2)      Tidak menyusui secara eksklusif
3)      Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
4)      Bekerja dan terpisah dari bayi lebih dari 6 bulan

e.       Coitus Interruptus (senggama terputus)
Adalah kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intra-vagina. Ejakulasi terjadi jauh dari genitalia eksterna.

Efektivitas
Efektif bila dilaksanakan dengan benar. Efektivitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama terputus setiap melaksanakannya (angka kegagalan 4-18 kehamilan per 100 perempuan pertahun) efektivitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis.
Keuntungan Metode Coitus Interruptus
1)      Tidak menggangu produksi ASI
2)      Dapat digunakan sebalai pendukung metode KB lainnya
3)      Tidak ada efek samping
4)      Dapat digunakan setiap waktu
5)      Tidak membutuhkan biaya
6)      Meningkatkan keterlibatan suami dalam kelurga berencana
7)      Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam.
Kerugian Metode Coitus Interruptus
      Kerugian metode coutis interruptus ini adalah memeutus kenikmatan hubungan seksual


Indikasi Coitus Interruptus
1)      Dapat dipakai pada suami yang berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana
2)      Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alas an fisiologi untuk tidak memakai metode-metode lain
3)      Pasangan yang memerlukan metode kontrasepsi dengan segera
4)      Pasangan yang memerlukan nmetode kontrasepsi sementara, sambil menunggu metode lain
5)      Pasangan yang membutuhkan metode pendukung lain
6)      Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur
Kotraindikasi Metode Coitus Interruptus
1)      Ejakulasi premature pada pria
2)      Suami yang sulit melakukan senggama terputus
3)      Suami yang memiliki kelainan fisik ata psikologis
4)      Suami yang sulit untuk bekerjasama
5)      Pasangan yang kurang dapt saling berkomunikasi
6)      Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus.


2.      METODE SEDERHANA DENGAN ALAT
a.       Kondom
Adalah suatu selubung atau sarung karet yang terbuat dari bebagai bahan diantaranya lateks (karet), plastic (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang diapsang pada penis (kondom pria) atau vagina (pada wanita) pada saat berhubungan seksual.
Macam-macam kondom
1)      Kulit
a).    Dibuat dari membrane usus biri-biri (caecum)
b).    Tidak meregang atau mengkerut
c).    Menjalarkan panas tubuh, sehingga dianggap tidak mengurangi sensitivitas selama senggama
d).   Lebih mahal
e).    Jumlah kurang dari 1% dari semua jenis kondom
2)      Lateks
a).    Paling banyak dipakai
b).    Elastic
c).    Murah
3)      Plastic
a).    Sangat tipis (0,025-0,035mm)
b).    Juga menghantarkan panas tubuh
c).    Lebih mahal dari kondom lateks.
Efektivitas
      Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Pada beberapa pemakaian kondom tidak efektif karena tidak dipakai secara konsisten. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun
Keuntungan
1)      Memberikan perlindungan terhadap IMS
2)      Tidak mengganggu kesehatan klien
3)      Murah dan dapat dibeli secara umum
4)      Tidak perlu pemeriksaan medis
5)      Tidak mengganggu produksi ASI
6)      Mencegah ejakulasi dini
7)      Membantu mencegah terjadinya kanker serviks
Kerugian
1)      Angka kegagalan relative tinggi
2)      Perlu menghentikan sementara aktifitas dan spontanitas hubungan seksual
3)      Perlu dipakai secara konsisten
4)      Harus selalu tersedia setiap kali hubungan seksual
5)      Masalah pembuangan kondom bekas
b.      Spermiside
Adalah zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa didalam vagina sebelum spermatozoa bergerak kedalam traktus genitalia interna. Menyebabkan selaput sel sperma pecah, yang akan mengurangi gerak sperma ( keaktifan dan mobilitas) serta kemampuanya untuk membuahi sel telur.
Keuntungan
1)      Aman
2)      Sebagai kontrasepsi pengganti untuk wanita dengan kontraindikasi pemakaian pil oral, IUD dan lain-lain
3)      Efek pelumas pada wanita yang mendekati menopause disamping efek proteksi terhadap kemungkinan hamil
4)      Tidak memerlukan supervise medic
Kerugian Kondom
1)      Angka kegagalan relative tinggi
2)      Harus digunakan sebelum senggama
3)      Ada waktu yang segan untuk melakukannya karena harus diletakakn dalam-dalam atau tinggi dalam vagina
4)      Harus diberikan berulang kali untuk senggama yang berturut-turut
5)      Dapat menimbulkan iritasi atau rasa panas pada beberapa wanita

Indikasi
1)      Wanita yang lebih suka tidak menggunakan atau tidak boleh menggunakan metode hormonal ( perokok diatas usia 35 tahun)
2)      Wanita yang lebih suka tidak atau tidak boleh menggunakan IUD
3)      Wanita menyusui dan memerlukan kontrasepsi
4)      Wanita yang ingin perlindungan terhadap PMS dan yang pasangannya tidak mau memakai kondom
5)      Pasangan yang memerlukn metode sementara sambil menunggu metode lainya
6)      Pasangan yang memerlukan metode prndukung
7)      Pasangan yang jarang melakukan hubungan seksual.

c.       Diafragma
Adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual dan menutupi servik. Ada 3 jenis diafragma, yaitu flat spring (lembar logam gepeng), coil spring (kawat lengkung), arching spring (pegas logam kombinasi). Cara kerjanya dengan menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida.


Efektivitas
      Efektivitas sedang (bila digunakan dengan spermisida angka kegagalan 6-18 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama penggunaan).
Manfaat
1)      Segera aktif
2)      Tidak berpengaruh pada pemberian ASI
3)      Tidak mengganggu hubungan seksual ( mungkin dimasukan lebih dari 6 jam sebelumnya)
4)      Tidak ada resiko yang berkaitan dengan metoda
5)      Tidak ada efek samping yang sistemik
6)      Beberapa diantaranya melindungi dari PMS (HBV/ HIV/AIDS) terutama bila digunakan dengan spermisida
Kekurangan
1)      Tergantung penggunaan (membutuhkan motivasi terus menerus dan digunakan setiap melaukan hubunga seksual)
2)      Pemeriksaan pelvic oleh tenaga pelayanan yang terlatih (mungkin bukan dokter) dibutuhkan untuk pemasangan awal serta pemasangan kembali postpartum
3)      Berkaitan dengan infeksi saluran kemih pada beberapa penggunaan
4)      Harus tetap berada ditempatnya selama 6 jam setelah hubungan seksual
5)      Suplai harus siap sebelum hubungan seksual terjadi
6)      Suplai ulang harus dilakukan (spermisida dibutuhkan pada setiap penggunaan)
Indikasi
1)      Wanita yang memilih untuk tidak menggunakan metoda hormonal atau yang memang tidak boleh menggunakannya (para perokok yang usianya di atas 35 tahun)
2)      Lebih memilih untuk tidak menggunakan atau memang tidak boleh menggunakan IUD
3)      Yang sedang menyusui dan membutuhkan alat kontrasepsi
4)      Yang meninginkan perlindungan dari PMS dan yang pasangannya tidak mau menggunakan kondom
5)      Pasangan yang membutuhkan metode temporer sambil menunggu metode lainya
6)      Pasangan yang membutuhkan metode pendukung
7)      Pasangan yang tidak sering melakukan hubungan seksual
8)      Sakah satu pasangannya mempunyai pasangan seksual lebih dari satu orang (yang beresiko tinggi untuk mengidap PMS) meskipun menggunakan metode lain.


3.      KONTRASEPSI PIL
Kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dengan cara menelan pil setiap hari secara teratur. Pil KB kombinasi mengandung dua macam hormon yang sama dengan hormon yang ada pada setiap wanita yakni estrogen dan progestin. Saat ini pil KB mengandung kedua macam hormon dalam kadar yang sangat rendah, sehingga dinamakan alow dose combined oral contraceptive. Ada dua macam paket pil KB beberapa merek mempunyai kemasan 28 pil , yang terdiri dari 21 pil aktif yang berisi hormon diikuti oleh 7 pil berbeda warna yang tidak mengandung hormon sebagai pil pelengkap (reminder pile) supaya mudah mengingat waktu menelannya. Kemasan lainnya hanya terdiri dari 21 pil aktif , tanpa pil pelengkap.
a.       Jenis kontrasepsi oral :
1)       kontrasepsi oral tipe kombinasi
Terdiri dari 21-22 pil KB / kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil KB / kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil hari 1 pil selama 21-22 hari.Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil kb / kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid.
2)      kontrasepsi oral tipe sekuensial
Terdiri dari 14-15 pil KB / kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
3)      kontrasepsi oral tipe pil mini
Hanya berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi
4)      kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pil)
Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.
b.                  Efektifitas PIL KB
Bila dipakai dengan benar dan teratur, kegagalannya sangat kecil yakni 0.1 kehamilan pada 100 wanita pemakai /tahun pertama pemakaian ( 1:1000) Dalam pemakaian sehari-hari karena faktor kesalahan manusia (lupa), maka kegagalannya dapat menjadi 6-8 kehamilan / 100 wanita pemakai / tahun pemakaian. Kesalahan yang sering terjadi adalah lupa menelan pil atau terlambat memulai kemasan yang baru.
c.       Keuntungan Pil KB :
1)      Sangat efektif bila dipakai dengan benar
2)      Tidak mengurangi kenyamanan hubungan suami istri
3)      Menstruasi (Haid) menjadi teratur, lebih sedikit dan lebih singkat waktunya, juga mengurangi rasa nyeri haid.
4)      Dapat dipakai selama diinginkan, tidak harus beristirahat dulu
5)      Dapat dipakai oleh semua wanita usia reproduktif
6)      Dapat dipakai oleh wanita yang belum pernah hamil
7)      Dapat dihentikan pemakaiannya dengan mudah kapan saja
8)      Kesuburan segera kembali setelah pemakaian pil dihentikan
9)      Dapat dipakai sebagai kontrasepsi emergensi setelah hubungan suami istri yang tidak terlindung.
10)  Dapat mencegah anemi akibat kekurangan zat besi
11)  Membantu mencegah terjadinya : kehamilan diluar kandungan, kista ovarium, kanker endometrium, tumor jinak payudara, penyakit radang panggul, kanker indung telur
d.      Efek samping
1)      mual (terutama tiga bulan pertama)
2)      perdarahan diantara masa haid (lebih sering perdarahan bercak) , terutama bila lupa menelanpil atau terlambat menelan pil
3)      sakit kepala ringan
4)      nyeri payudara
5)      sedikit meningkatkan berat badan
6)      tidak ada haid
7)      kemasan baru selalu harus tersedia setelah pil kemasan sebelumnya habis
8)      tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena mengganggu jumlah dan kualitas Air Susu Ibu(ASI)
9)      Tidak dapat dipakai oleh perokok berat, atau wanita dengan tekanan darah tinggi terutama pada usia > 35 tahun
e.       Indikasi :
1)      Tekanan darah tinggi <180/100 mmHg, masalah pembekuan darah/ penyakit sel sikel
2)      Dengan nyeri haid tingkat sedang sampai berat
3)      Perokok (semua usia, seberapapun)
4)      Yang lebih menyukai tidak/ tidak boleh menggunakan esterogen
5)      Yang mengingkan kontrasepsi progestin-only tetapi tidak mau injeksi/susuk
f.       Kontraindikasi :
1)      Hamil/diduga hamil
2)      Perdarahan pervaginam
3)      Menggunakan obat tuberculosis dan obat epilepsy
4)      Kanker payudara
5)      Miom uterus
6)      Riwayat stroke
g.      Cara pemakaian Pil KB:
Pil ditelan setiap hari secara teratur, dianjurkan agar menelan pil pada malam hari (sebelum tidur, pada saat makan malam) Bila satu pil aktif lupa, telan segera setelah ingat, minum pil yang seharusnya offshore pharmacies pada saat biasa menelan pil. PIL KB Untuk Ibu menyusui Hanya ada 1 macam pil KB yang dibuat untuk ibu menyusui yakni minipil (progesteron only) , tidak mengandung estrogen. Pil ini mempunyai efek KB seperti suntikan KB karena tidak mengendung estrogen, sehingga tidak mengganggu laktasi baik kualitas maupun kuantitas ASI (air susu ibu). Nama dagang yang tersedia di Indonesia : Excluton Pada umumnya pil KB / kontrasepsi oral di pasaran terdiri dari 28 pil kontrasepsi, biasanya 7 diantaranya berisi plasebo (zat netral). Hal ini dilakukan untuk mendisiplinkan pemakaian pil KB / kontrasepsi oral. Pil KB / kontrasepsi oral selain untuk mencegah kehamilan juga untuk mengatur haid agar teratur. Ada juga pil KB / kontrasepsi oral yang menggunakan bahan yang tidak menimbulkan efek samping berat badan naik, tulang keropos. Pada produk tertentu pil KB / kontrasepsi oral juga menjanjikan kehalusan kulit pada pemakainya.
2.      KONTRASEPSI SUNTIKAN (INJEKSI)
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.

a.       Jenis KB Suntik

Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
1)      Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
2)      Suntikan/3 bulan ; contoh : Depo provera, Depogeston (Harnawati, 2008).

b.      Cara kerja KB suntik

Menghalangi ovulasi (masa subur), lalu mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental, sehingga menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim, dan dapat mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma, serta mengubah kecepatan transportasi sel telur.

1)      Depo Provera ( 3 ml/150 mg atau 1 ml/150 mg) diberikan setiap 3 bulan (12 minggu )
2)      Noristeran ( 200 mg ) diberikan setiap 2 bulan ( 8 minggu )
3)      Cyclofem 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat diberikan setiap bulan.
c.       Indikasi
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.
d.      Kontraindikasi
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.
h.      Efek Samping
Menjadi kacaunya pola pendarahan, terutama pada bulan-bulan pertama dan sudah 3-12 bulan umumnya berhenti dengan tuntas. Seringkali berat badan bertambah sampai 2-4 kg dalam waktu 2 bulan karena pengaruh hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah dan menurunnya gairah seksual. Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ yang mengandung banyak lemak cenderung mempunyai mempunyai kandungan air yang sedikit / kering. Kondisi ini juga terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon progesteron. Vagina menjadi kering, sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan hubungan seksual, dan jika kondisi ini berlangsung lama akan menimbulkan penurunan gairah atau disfungsi seksual pada wanita.
i.        Kelebihan KB suntik
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker bagian dalam rahim. Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung dan reaksi penggumpalan darah. Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga medis/paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali hanya untuk kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak menimbulkan ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan. Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan oleh wanita tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.
j.        Kekurangan KB suntik
1)      Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
2)      Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
3)      Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
4)      Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
5)      Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
6)      Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
7)      Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
3.      ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)
Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR / IUD ) merupakan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim yang relatif lebih efektif bila dibandingkan dengan metode pil, suntik dan kondom. Efektifitas metode IUD antara lain ditunjukkan dengan angka kelangsungan pemakaian yang tertinggi bila dibandingkan dengan metode tersebut diatas. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari plastik elastik, dililit tembaga atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode kerja mencegah masuknya sprematozoa / sel mani ke dalam saluran tuba. Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh tenaga medis (dokter atau bidan terlatih), dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi namun tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar infeksi menular seksual.
a.       Jenis IUD
Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah :
1)      Copper-T : IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik.
2)      Copper-7 : IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T.
3)      Multi load : IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini.
4)      Lippes loop : IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

b.      Mekanisme kerja IUD
Cara kerja dari IUD antara lain yaitu : Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii, dengan mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri untuk mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi serta memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
c.       Efektifitas
1)      Efektivitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuation rate) yaitu beberapa lama IUD tetap tinggal in-utero tanpa : ekspulsinspontan, terjadinya kehamilan dan pengangkatan/pengeluaran karena alas an-alasan medis/pribadi
2)      Efektivitas bergantung pada IUD (ukuran, bentuk, mengandung Cu / progestin), akseptor (umur : makin tua usia, makin rrendh angka kehamilan,ekspulsi dan pengankatan/pengeluaran IUD;) (paritas : makin muda usia, terutama pada nillugravid, makin tinggi angka ekspulsi dan penangkatan/pengeluaran IUD);(frekunsi senggama); 
3)      Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi, sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1kegagalan dalam 125-170 kehamilan
d.      Keuntungan IUD
Adapun keuntungan dari penggunaan alat kontrasepsi IUD yakni :
1)      Sangat efektif. 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan).
2)      IUD dapat efektif segera setelah pemasangan dan tidak mempengaruhi hubungan seksual.
3)      Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti).
4)      Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
5)      Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
6)      Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A.
7)      Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
8)      Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
9)      Dapat digunakan sampai menapouse ( 1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
10)  Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
11)  Membantu mencegah kehamilan ektopik
d.      Kekurangan IUD :
1)      Efek samping yang umum terjadi, seperti : perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit.
2)      Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar).
3)      Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
4)      Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan.
5)      Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD, PRP dapat memicu infertilitas.
6)      Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelviks diperlukan dalam pemasangan IUD.
7)      Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 - 2 hari
8)      Pencabutan IUD hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter atau bidan) yang terlatih.
9)      Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan)
10)  Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu, untuk melakukan ini perempuan harus bisa memasukkan jarinya kedalam vagina, sebagian perempuan ini tidsk mau melakukannya.
e.       Indikasi
1)      Usia reproduksi
2)      Keadaan nullipara
3)      Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4)      Perempuan menyusui yang ingin menggunakan kontrasepsi
5)      Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6)      Setelah abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
7)      Perempuan dengan resiko rendah dari IMS
8)      Tidak menghendaki metode hormonl
9)      Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
10)  Tidak menghendaki kehamilan selama 1-5 hari senggama
f.       Kontraindikasi
1)      Sedang hamil/ diduga hamil (diketahui hamil/kemungkinan hamil)
2)      Perdarhan pervaginam yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi)
3)      Sedang menderita infeksi alat genitalia (vaginitis, serviksitis)
4)      3 bulan terakhir sedang mengalami / sering menderita PRP / abortus septic
5)      Kelainan bawaan uterus yang abnormal / tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri
6)      Penyakit trofoblas yag ganas
7)      Diketahui menderita TBC pelvic
8)      Kanker alat genitalia
9)      Ukuran rongga rahim < 5cm
g.      Prosedur pemasangan IUD
Penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
1)      Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
2)      Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
3)      Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi (MAL).
4)      Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi.
5)      Selama 1 sampai 5 hari setelah sanggama yang tidak dilindungi.
f.       Waktu Kontrol IUD
Kelemahan dari penggunaan IUD adalah perlunya kontrol kembali untuk memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu. Waktu kontrol IUD yang harus diperhatikan adalah :
1)      1 bulan pasca pemasangan
2)      3 bulan kemudian
3)      setiap 6 bulan berikutnya
4)      bila terlambat haid 1 minggu
5)      perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya.
4.      ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (IMPLANT)
Alat kontrasepsi bawah kulit atau implant adalah kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit. Preparat yang terdapat saat ini adalah implant dengan nama dagang "NORPLANT" maupun "IMPLANON" Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya berisi levornorgestrel sebanyak 36 mg. Sedang Implanon terdiri 1 kapsul silastik yang berisi etonogestrel sebanyak 68 mg, yang dilepas tiap hari kurang lebih 30 microgram/hari
a.       Cara kerja Implant.
Dengan disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik implant di bawah kulit, maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah leveonorgestrel ke dalam darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik. Besar kecilnya levonogestrel yang dilepas tergantung besar kecilnya permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul tersebut.
Satu set Implant yang terdiri dari 6 kapsul dapat bekerja secara efektip selama 5 tahun. Sedang Implanon yang terdiri dari 1 kapsul dapat bekerja secara efektip selama 3 tahun.  Dengan dilepaskannya hormon levonargestrel secara konstan dan kontinyu maka cara kerja implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri atas 4 mekanisme dasar yaitu : Menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi, mempertebal lendir serviks, menipiskan lapisan endometrium.
b.      Efektifitasnya
Efektifitasnya sangat tinggi, kegagalannya teoritis 0,2%, dalam praktek 1 - 3%. Keuntungan Implant.
1)      Tidak menekan produksi ASI.
2)      Praktis, efektif.
3)      Tidak ada faktor lupa.
4)      Masa pakai panjang.
5)      Membantu mencegah anaemia. Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan.
6)      Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen.
c.       Kekurangan Implant
Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih, Petugas kesehatan harus dilatih khusus, implant mahal, implant sering mengubah pola haid, implant mungkin dapat terlihat dibawah kulit.
d.      Indikasi
1)      Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama tetapi tidak bersedia menjalani / kontap menggunakan AKDR
2)      Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandug esterogen
e.       Kontraindikasi
1)      Kehamilan / disangka hamil
2)      Penderitaaan penyakit hati akut
3)      Kanker payudara
4)      Kelainan jiwa
5)      Penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus
6)      Penyakit trombo emboli
7)      Riwayat kehamilan ektopik
f.       Pemasangan implant.
Pemasangan dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang bergerak. Berdasarkan penelitian, lengan kiri merupakan tempat terbaik untuk pemasangan, yang sebelumnya dilakukan anaestesi local, tahap pasca tindakan.             Peserta KB Susuk sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap kering minimal selama 3 hari untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan infeksi. Lengan akseptor kadang-kadang terasa membengkak dan berwarna kebiru-biruan. Hal tersebut  biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan implant dan akan menghilang dalam 3 hari hingga 5 hari.  Setelah 5 tahun implant atau 3 tahun untuk Implanon pemakaian, implant dapat dilepas.
e.       Kontraindikasi
Hamil atau diduga hamil, tumor, penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, kencing manis.
f.       Efek samping
1)      Gangguan haid.
2)      Jerawat.
3)      Perubahan libido.
4)      Keputihan.
5)      Perubahan berat badan,dll.
Bila terjadi hal-hal tersebut diatas konsultasikan kepada dokter anda untuk memperoleh konseling dan penanggulangan.
5.      METODE KONTRASEPSI MANTAB
a.       Metode Kontrasepsi Mantap Operaatif Pria
Adalah kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang singkat dan tidak memerlukan anastesi umum. Okulasi vas deferens, sehingga menghambat perjalanan spermatozoa dan tidak didapatkan spermatozoa di dalam semen/ ejakulat (tidak ada penghantar spermatozoa dari testis ke penis).
Efektifitas
1)      Angka keberhasilan amat tinggi (99%), angka kegagalan 0-2,2 % umumnya < 1 %
2)      Kegagalan kontap pria umunya disebabkan :
a).    Senggama yang tidak terlindungi sebelum semen/ ejakulat bebas sama sekali dari spermatozoa
b).    Rekanalisasi spontan dari vas deferens, umumnya terjadi setelah pembentukan granuloma spermatozoa
c).    Pemotongan dan okulasi struktur jaringan lain selama operasi
d).   Jarang : duplikasi conginetal dari vas deferns (terdapat > 1 vas deferens pada satu sisi)
3)      Vasektomi dinggap gagal bila :
a).    Pada analisa sperma setelah 3 bulan pasca vasektomi atau setelah 10-12 kali ejakulasi masih dijumpai vasektomi
b).    Dijumpai spermatozoa setelah sebelumnya azoosperma
c).    Istri hamil
Kontra Indikasi
1)         Infeksi kulit local, misalnya scabies
2)         Infeksi traktus genitalia
3)         Kelainan skrotum dan sekitarnya : Varicocele, Hydrocele besar, Filariasis, Hernia Inguinalis, Orchiopexy, luka parut bekas luka operasi hernia, skrotum yang sangat tebal
4)         Penyakit sistemik : penyakit-penyakit perdarahan, diabetes meilitus, penyakit jantung koroner yang baru
5)         Riwayat perkawinan, psikologi atau seksual yang tidak stabil
Keuntungan
1)      Efektif, kemungkinan gagal tidak ada karena dapat di check kepastian di laboraturium
2)      Aman, morbiditas rendah dan tidak ada mortalitas
3)      Cepat hanya memerlukan 5-10 menit dan pasien tidak perlu dirawat di RS
4)      Menyenangkan dagi akseptor karena memerlukan anastesi local saja
5)      Tidak mengganggu hubungan seksual selanjutnya
6)      Biaya rendah
7)      Secara cultural, sangat di anjurkan di Negara-negara dimana wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kuang tersedia dokter wanita dan para medis wanita
Kekurangan
1)      Harus dengan  tindakan operatif
2)      Kemungkinan ada komplikasi seperti perdarahan dan infeksi
3)      Tidak seperti sterilisasi wanita yang langsung menghasilkan steril permanen, pada vasektomi masih harus menunggu beberapa hari, minggu atau bulan samapi sel mani menjadi negative
4)      Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak lagi ( reversibilitas tidak dijamin)
5)      Pada orang-orang yang mempunyai problem-problem psikologi yang mempengaruhi seks, dapat menjadikan keadaan semakin parah.


b.      Metode Kontrasepsi Mantap Operatif Wanita
Adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi. Kontrasepsi ini untuk jangka panjang dan sering disebut tubektomi atau sterilisasi.
Indikasi
1)      Wanita pada usia > 26 tahun
2)      Wanita pada paritas > 2
3)      Wanita yang yakin telah mempunyai besar keluarga yang dikehendaki
4)      Wanita yang pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius
5)      Wanita pascapersalinan
6)      Wanita pascakeguguran
7)      Wanita yag paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
Kontraindikasi
1)      Wanita yang hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
2)      Wanita dengan perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3)      Wanita dengan infeksi sistemik atau pelvic yang akut
4)      Wanita yang tidak boleh menjalani proses pembedahan
5)      Wanita yang kurang pasti mengenai keinginan fertilisasi dimas depan
Macam-macam Kontap
1)      Penyiaran
Merupakan tindakan penutupan yang dilakukan pada kedua tuba falopi wanita yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak hamil atau tidak menyebabkan kehamilan lagi. Keuntungan penyinaran adalah kerusakan tuba falopii terbatas, mordibitas rendah, dapat dikerjakan dengan laparaskopi, hiteroskopi. Kerugian adalah memerlukan alat-alat yang mahal, memerlukan latihan khusus, belum tentukan standarisasi prosedur ini, potensi reversible belum diketahui.
2)      Operatif
a).    Abdominal
(1).    Laparatomi
Laparatomi sudah tidak digunakan kaerena diperlukan karena diperlukan inisisi yang panjang.
(2).    Mini-laparatomi
Laparatomi khusus untuk tubektomi yang paling mudah dilakukan 1-2 hari pasca persalinan. Efektifitas angka kegagalan 0-2,7 kehamilan per 100 wanita. Keuntungan adalah aman, mudah, wanita yang baru melahirkan umunya mempunyai motifasi tinggi untuk mencegah mendapatkan lebih banyak anak. Kerugian adalah resiko komplikasi (kesalahan, kegagalan teknis), perdarahan serta resiko infeksi.  
(3).    Laparoskopi
Mula-mula dipasangan cunam serviks pada bibir depan porsio uteri, dengan maksud supaya dapat menggerakan uterus jika hal tersebut diperlukan saat laparskopi.
b).    Vaginal
(1).    Kolpotomi
Yang sering dipakai adalah kolpotomi posterior. Insisi dilakukan di dinding vagina transversal 3-5 cm, cavum douglas yang terletak antara dinding depan rectum dan dinding belakang uterus dibuka melalui vagina untuk sampai tuba. Efektifitas angka kegagalan 0-5,2 %. Keuntungan bisa dilakukan rawat jalan, hanya perlu waktu 5-15 menit rasa sakit post operatif lebih kecil disbanding cara kontab lainya, alatnya sederhana dan murah.
(2).    Kuldoskopi
Rongga pelviks dapat dilihat melalui alat kuldoskop yang dimasukkan kedalam cavum douglas. Adanya laparaskopi trans-abdominal, maka kuldoskopi kurang mendapat perhatian/minat dan sekarang sudah jarang dikerjakan. Keuntungan : tidak meninggalkan bekas, dapat dikerjakan dengan rawat jalan, peralatan sederhana, mjrah waktu operasi cepat. Kerugian : posisi akseptor mungkin  kurang menyenangkan baginya.
c).    Transcervikal
(1).    Histeroskopi
Prinsipnya seperti laparaskopi, hanya pada histeroskopi tidak dapat dipakai trokar, tetapi suatu vakum cervical adaptor untuk mencegah keluarnya gas saat dilatasi serviks  kavum uteri. Efektifitas angka kegagalan 11-48 %. Keuntungan metode ini adalah tidak perlu insisi, dapat dengan rawat jalan. Kerugian resiko perforasi uterus, angka kegagalan tinggi, sering timbul kesulitan teknis dalam mencari orificium tubae, kadang tidak efektif.
3)      Penyumbatan tuba secara mekanis
Tubal clip penyumbatan tuba mekanis dipasang pada isthmus tuba falopii, 2-3 cm dari uterus, melalui laparatomi, lapaoskopi, kolptomi dan kuldoskopi.  Tuba clips menyebabkan kerusakan lebih sedikit pada tuba faloppi dibandingkan cara okulasi tuba falopii lainya.

4)      Penyumbatan tuba kimiawi
Zat-zat kimia dalam cair, pasta, padat dimasukkan ke dalam melalui serviks kedalam uteri-tubal junction, dapat dengan visualisasi langsung ataupun tidak. Cara kerjanya adalah zat kimia akan menjadi tissue padat sehingga terbentuk sumbatan dalam tuba falopii (Tissue Adhesive), zat kimia akan merusak tuba falopii dan menimbulkan fibrosis (sclerosing agent). Keutungan dari metode ini adalah mudah mengerjakannya, dapat rawat jalan. Kerugiannya adalah kebanyakan zat kimia kurang efektif, ada zat kimia yang sanagn toksik kadang dapat merusak jaringan, ireversibel.
Efek Samping
1)      Perubahan-perubahan hormonal
Efek kontap pada umpan balik hormonal antara kelenjar hypofise dan kelenjar gonad ditemukan kadar FSH, LH, testoteron dan esktrogen tetap normal setelah melakuka kontap wanita
2)      Pola haid
Pola haid abnormal setelah menggunakan kontap merupakan tanda dari “post tubal ligation syndrome”


D.    Sikap
Notoatmodjo (2003) mengemukakan bahwa sikap merupakan reaksi atau respon masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau objek. Seperti pengetahuan sikap ini terdiri dari berbagai tindakan, yaitu :
1.      Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulasi yang diberikan (objek), missal orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian terhadap ceramah.
2.      Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan atau menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3.      Menghargai (Valving)
Mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu inikasi dari sikap tingkat tiga.


4.      Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap paling tinggi. Pengukuran sikap dengan secara tidak langsung. Secara langsung dapat dunyatakan resepon terhadap suatu objek. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seorang terhadap suatu stimulasi atau objek.











E.     KERANGKA TEORI
Kerangka Teori ini mengacu pada teori Lawrence Green yang di kutip dalam Notoatmodjo (2003) sebagai bertikut :
BAGAN 2.1
Kerangka Konsep
 Faktor Predesposisi
Ø  Pengetahuan
Ø  Sikap
Ø  Kepercayaan
Ø  Keyakinan
Ø  Nilai-nilai
 

 Faktor Pendukung
Ø  Lingkungan Fisik
Ø  Tersedianya fasilitas alat dan sarana kesehatan
Ø  Penerapan Konseling


 Faktor Pendorong
Ø  Pengetahuan dan ilmu petugas kesehatan
Ø  Prilaku Masyarakat
Pemilihan Kontrasepsi
 







            (sumber : Teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo, 20003)

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
A.    Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainya, atau antara variable satu dengan variable yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Soekidjo Notoatmodjo, 2010). Kerangka konsep penelitian ini mengacu kepada teori sistem yang dikemukakan oleh Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003) dikemukakan bahwa prilaku manusia terhadap kesehatan terbentuk dari 3 faktor yaitu faktor predesposisi (yang terwujud dalam pengetahua, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai), faktor pendorong (yang terwujud dalam lingkungan fisik dan tersedianya fasilitas, alat dan sarana kesehatan), faktor pendorong (sikap dan prilaku petugas dan kemampuan konseling petugas). Dengan keterbatan kemampuan, waktu , enaga serta biaya maka peneliti hanya terfokus pada aspek kemampuan konseling petugas sebagai variabel yang akan di teliti dalam penelitian ini. Maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Pemilihan kontrasepsi
Penerapan Konseling
                                                           
B.     Defenisi Oprasional
Defenisi operasional adalah mendefisikan variable secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati  memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (hiadayt, 2007).
Tabel 3.1
Defenisi Oprasional
Variable
Defenisi Oprasional
Cara/alat/skala/hasil ukur
Penerapan Konseling
Penatalaksanaan teori konseling terhadap akseptor KB baru,  meliputi semua proses konseling yang ada dan melihat keberhasilan konseling
Cara : wawancara
Alat: kuisioner dan observasi
Skala : ordinal
Hasil :
1 = baik
0 = tidak (Arikunto : 2006)
Pemilihan Kontrasepsi
Keputusan akseptor KB baru untuk menggunakan salah satu kontrasepsi KB yang ada.
cara : wawancara dan melihat Kartu peserta KB
alat : kuisioner
skala : ordinal
hasil :
1 = memutuskan menggunakan kontrasepsi
0 = memutuskan tidak menggunakan kontrasepsi

BAB IV
METODE PENELITIAN
A.    Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif dengan menggunakan rancangan cross sectional untuk mengetahui gambaran tentang suatu keadaan secara objektif, yang mana metode penelitian deskriftif digunakan untuk memecahkan/ menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo : 2005) serta mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor penentu dan hasil dengan cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada saat (point time approach). Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran penerapan konseling terhadap akseptor KB baru dengan pengumpulan data yang menyangkut input dan proses akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan.
B.     Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini rencana dilakukan pada bulan Februari 2013  di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi yang bertujuan untuk mengetahui Gambaran Penerapan Konseling KB terhadap akseptor KB baru.

C.    Populasi dan Sampel
1.       Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan di teliti (Notoatmodjo,2005). Populasi dalam penelitian adalah seluruh akseptor KB baru yang ada di Puskesmas Putri Ayu Jambi tahun 2013. Berdasarkan data yang didapat di Puskesmas Putri Ayu pada Desember 2012 akseptor KB baru yang datang ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan KB sebanyak 25 orang selama bulan Desember 2012.
2.       Sampel
Menurut Notoatmodjo (2005) sampel penelitian ini adalah sebagian yang mengambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan di anggap mewakili seluruh populasi. Jika populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitian merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2006). Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah accidental sampling dengan mengambil semua sampel yang ada pada saat penelitian dan analisis yang digunakan adalah analisis univariat.
D.    Metode Pengumpulan Data
Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan metode wawancara yang dilakukan penulis kepada seluruh calon akseptor KB baru di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2013 dengan menggunakan kuisioner sebagi alat ukur dan melihat dari kartu peserta KB. Pengumpulan data ini dilakukan penulis sendiri dengan melakukan observasi terhadap calon akseptor KB baru  untuk melihat gambaran penerapan konseling terhadap seluruh akseptor KB baru yang ada di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2013.
E.     Instrument Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi dan wawancara menggunakan kuesioner dan dengan melihat pada kartu peserta KB, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi repsonden dalam arti laporan tentang pribadinya yang dijawab dengan pilihan-pilihan atau hal-hal yang diketahiui (Arikunto, 2006). Pengumpulan data melalui observasi dan wawancara menggunakan kuesioner menyangkut variabel konseling dan kontrasepsi yang mana konseling terdiri dari 5 pertanyaan dengan alternatif jawaban a dan b, kontrasepsi  terdiri dari 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban a, b dan c.
F.     Pengelolahan Data
Setelah didapat melalui pengisian kuesioner dari seluruh responden terkumpul, selanjtnya data tersebut diolah melalui tahapan-tahapan berikut :

       1.            Editing
Tahap ini dilakukan dengan memeriksa kembali kuesioner yang telah dikumpulkan dengan meneliti kelengkapan, kejelasan dan konsistensi dari setiap jawaban responden dan kuesioner. Kuesioner yang tidak memenuhi syarat disishkan dan selanjutnya diklarifikasi kembali.
       2.            Coding
Memberikan kode pada setiap data yang ada, maksudnya adalah memberikan kode berupa angka atau huruf. Menetapkan coding untuk variabel konseling dengan memberikan kode 1 jika konseling telah di berikan dengan baik dan 0 jika konseling tidak dilakukan dengan baik.
       3.            Scoring
Menetapkan skor pada setiap variable atau pertanyan yang diambil dalam penelitian ini yaitu. Menetapkan jika  nilai 1 untuk jawaban ya atau setuju dan 0 untuk jawaban tidak atau tidak setuju.
       4.            Entry
Pada tahap ini data yang telah diperika dan diberikan kode dimasukkan kedalam program computer untuk di analisa.

       5.            Cleaning
Dilakukan untuk memastikan bahwa keseluruhan data sudah di entry dan tidak terdapat kesalahan dalam memasukan data sehungga siap untuk dianalisa.

G.    Analisa Data
Penelitian ini menggunakan analisis Univariat yaitu dengan menyederhanakan atau memudahkan intreprestasi data kedalam bentuk penyajian baik bentuk textuler maupun tabular dari tampilan distribusi frekuensi resonden menurut variabel yang diteliti. Analisis Univariat juga berjutuan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dari setiap variabel penerapan konseling terhadap akseptor KB baru di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2013.






KUISIONER PENELITAN
PENERAPAN KONSELING KB TERHADAP AKSEPTOR KB BARU DIPUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI
TAHUN 2013

Hari/tanggal                :
Umur Responden        :
Jumlah Anak               :
Pendidikan                  :
Alamat                        :

Apakah Ibu ingin menggunakan KB ?
Ya                                           Tidak
A.    Kuesioner Konseling KB
1.      Apakah koseling ini dapat ibu mengerti?
a.       YA
b.      TIDAK

2.      Apakah ibu mengerti konseling yang diberikan disini mudah dipahami?
a.       YA
b.      TIDAK
3.      Bagaimana cara konselor memberikan informasi yang ibu butuhukan tentang KB ?
a.       YA
b.      TIDAK
4.      Apa ibu telah menemukan metode apa yang cocok dengan ibu?
a.       YA
b.      TIDAK
Kontrasepsi
1.      Apa saja yang termasuk kedalam KB alami?
a.       Kondom, spermiside, diafragma
b.      Metode kalender, metode suhu basal dan metode amenorrhea laktasi (ASI)
c.       Suntik, PIL, IUD
2.      Sebutkan beberapa jenis KB alat sederhana ?
a.       IUD, IMPLANT, PIL
b.      Suntuik, MAL (ASI), kontap
c.       Kondom, difragma, spermiside


3.      Apa efek samping dari KB suntik 3 bulan yang ibu rasakan?
a.       Menstruasi tidak teratur, berat badan naik, flek di muka
b.      Perdarahan pervaginam, nyeri perut bawah dan nyeri kepala
c.        Keluar spoting (  sedkit darah ) dari vagina dan peningkatan jumlah darah ketika menstruasi.
4.      Apa kelebihan KB IUD yang ibu ketahui ?
a.       Perdarahan haid lebih banyak, pusing, naiknya berat badan
b.      Mual, haid tidak teratur dan flek
c.       Metode jangka panjang, efektif, dapat langsung efektif setelah pemakaian
5.      Bagaimana KB suntik bekerja?
a.       Menghalangi ovulasi (masa subur), lalu mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental, sehingga menghambat sperma bertemu dengan ovum
b.      Menyebabkan selaput sel sperma pecah
c.       Menekan ovulasi
6.      Apa saja kekuragan kondom yang ibu ketahui ?
a.       Perdarahan menstruasi lebih banyak
b.      Membutuhkan tindakan operatif
c.       Angka kegagalan tinggi dan harus selalu ada pada setiap berhubungan seksual
7.      Apa efek samping PIL KB yang ibu ketahui?
a.       Tidak menggannguu hubungan seksual dan mencegah anemia
b.      Berat badan naik,mual dan pusing serta tidak menstruasi (amenorhe)
c.       Tidak tau

8.      Apa kerugian metode kalender ?
a.       Memerlukan pelatihan, memrlukan pemberian asuhan serta memerlukan penahan nafsu selama fase kesuburan
b.      Perlu tindakan operatif, memerlukan perawatan medis
c.       Ketergantungan terhadap petugas kesehatan dan kenaikan berat badan
9.      Apa saja KB yang membutuhkan tindakan ?
a.       Kondom, suntik dan PIL
b.      Implant,IUD dan Kontap
c.       MAL, MOW dan metode kalender
10.  Apa ibu mengetahui masalah pemakaian IUD?
a.       Pada saat menstruasi lebih sakit, sedikit mengganggu ketika berhubungan seksual dan kemungkian IUD keluar
b.      Perlu diminum setiap hari dan angka kegagalan tinggi
c.       Mencegah IMS dan mudah digunakan tanpa perlu petugas medis







DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta Jakarta : xi = 370 hlm.
Depkes RI, 2005. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2005
Notoatmodjo,S, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT.Rineka Cipta, Jakarta : xix + 243 hlm
Affandi, B, 2006. Panduan praktis pelayanan Kontarasepsi. Jakarta
NRC-POGI, 1996. Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berncana
Arjoso, S, 2005. Rencana Strategi BKKBN
Manuaba, I. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
 Soepardan, S. 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC
Sri, Handayani, 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Pustaka Rihama, Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar